BUPATI PRIHATIN MASIH ADA YANG ANGGAP SEPELE PANDEMI COVID-19
BUPATI PRIHATIN MASIH ADA YANG ANGGAP SEPELE PANDEMI COVID-19

By Administrator 07 Agu 2020, 09:54:14 WIB Kabupaten Pati
BUPATI PRIHATIN MASIH ADA YANG ANGGAP SEPELE PANDEMI COVID-19

MCPATI -Masyarakat justru harus berterima kasih pada tenaga kesehatan, karena merekalah yang paling rentan tertular corona. "Berapa ratus  tenaga medis yang sudah jadi korban? Ini harus kita pahami. Jangan berpikir karena ada orang yang hari ini dinyatakan positif, kemudian swab keduanya negatif, itu menimbulkan kesan rekayasa. Memang prosesnya demikian," kata Bupati Pati, Haryanto pada Pembukaan webinar bertema "Kesiapsiagaan Masyarakat Pati dalam Menghadapi Tatanan New Normal", yang diselenggarkaan dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-697 Kabupaten Pati dan HUT Ke-75 RI, dari Ruang Pati Command Center (PCC), pada kamis (6/8/2020).
Hal ini diungkapkan bupati, karena merasa prihatin dengan adanya sebagian masyarakat yang berpikiran bahwa pandemi Covid-19 merupakan rekayasa pihak tertentu.
"Kenyataannya, masyarakat masih ada yang menyepelekan wabah ini. Mereka menganggap Covid-19 sengaja diciptakan pemerintah untuk mendapat keuntungan. Itu pikiran yang dangkal. Ini pagebluk dunia, melanda seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Saya prihatin masih ada yang menyepelekan," kata bupati.
Karena ada pemahaman yang menyepelekan wabah corona, di jalan masih banyak masyarakat yang tidak disiplin memakai masker. "Meski sanksi sosial menyapu dan memungut sampah bagi masyarakat yang tidak pakai masker di tempat umum sudah cukup banyak diterapkan, namun masih banyak yang belum patuh.
Untuk itu Haryanto mengajak  para tokoh masyarakat bisa memberi pemahaman pada masyarakat agar bersama-sama mematuhi protokol kesehatan demi memutus mata rantai Covid-19. Hal ini agar upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menangani pandemi tidak sia-sia.
Lebih lanjut bupati menjelaskan, penanganan pandemi ini sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Anggaran direfocusing, program-program pemerintah yang sudah direncanakan banyak yang tertunda karena anggaran diprioritaskan untuk penanganan corona.
Selain itu bupati mengakui, banyak masyarakat yang tidak setuju dengan beberapa kebijakan pemerintah daerah terkait penanganan corona. Diantaranya ialah kebijakan penundaan pembelajaran tatap muka di sekolah dan belum diperbolehkannya panggung kesenian terbuka.  Kebijakan tersebut terpaksa diambil demi kebaikan bersama. Namun setiap saat selalu melakukan evaluasi terkait kebijakan ini. Pada saatnya nanti, ketika keadaan sudah mulai kondusif, pembelajaran tatap muka dan panggung kesenian terbuka akan kembali diperbolehkan.
"Kita harus memahami ini bersama. Guyub-rukun, goyong-royong menangani pandemi. Semoga pandemi segera berakhir supaya kita tidak terus dihantui rasa was-was," ungkap Haryanto.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment